Wacana target penerimaan pajak Rp 1.000 triliun tahun depan ini muncul saat pembahasan pendahuluan rencana kerja pemerintah 2013, bidang perpajakan di Badan Anggaran DPR, Selasa (12/6).
Kepala Badan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah ingin menaikkan target penerimaan pajak 2013 nanti hingga lebih dari Rp 1.000 triliun. Ia yakin target ini bisa terpenuhi seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Salah satu penyumbang penerimaan adalah dari sektor usaha perdagangan. Pemerintah mensinyalir masih banyak pengusaha bidang perdagangan belum melaporkan omzet bisnis mereka sesuai dengan kenyataan. "Saat ini kita lihat banyak pedagang yang omzetnya besar tapi tidak bayar pajak, jadi itu akan kami garap dengan mengupayakan perluasan tax base kita," kata Bambang.
Direktur Jenderal Pajak Fuad Rachmany menambahkan, untuk memperluas jumlah pembayar pajak, saat ini pihaknya tengah melakukan sensus pajak. Selain sensus, Ditjen Pajak juga ingin menguji kepatuhan pengusaha bidang pertambangan, dan perkebunan terutama sawit.
Tapi memang untuk mencapai target penerimaan pajak sebesar Rp 1.000 triliun tidak gampang. Tahun ini saja, target penerimaan pajak Rp 968,29 triliun cukup berat pencapaiannya. "Sampai saat ini masih lumayanlah, mudah-mudahan sampai," kata Fuad, Selasa (12/6).
Fuad merasakan dampak krisis global saat ini mulai terasa bagi penerimaan pajak. Apalagi kepada pengusaha yang selama ini berorientasi penjualan ke luar negeri.
Karena itu, Ditjen Pajak tak berani menjamin apakah target tahun ini bisa tercapai dengan mulus. "Kalau nanti tiba-tiba ekonomi anjlok bagaimana?" kata Fuad.
Apalagi, saat ini Ditjen Pajak menghadapi krisis kepercayaan karena beberapa orang pegawainya tertangkap tangan menerima suap.