Dengan begitu, ini menjadi pengurang penghasilan kena pajak sehingga perhitungan pajak yang dibayarkan bisa berkurang.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Humas Dedi Rudaedi dalam siaran pers yang dikutip, Kamis (21/6/2012).
"Ditjen Pajak telah menetapkan Badan Dharma Dana Nasional Yayasan Adikara Dharma Parisad (BDDN YADP) sebagai badan penerima sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2012 yang berlaku sejak 11 Juni 2012," tutur Dedi.
Sebelumnya dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-33/PJ/2011 telah ditetapkan 20 Badan/Lembaga penerima zakat dan sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Badan tersebut adalah:
Badan Amil Zakat Nasional
LAZ Dompet Dhuafa Republika
LAZ Yayasan Amanah Takaful
LAZ Pos Keadilan Peduli Umat
LAZ Yayasan Baitulmaal Muamalat
LAZ Yayasan Dana Sosial Al Falah
LAZ Baitul Maal Hidayatullah
LAZ Persatuan Islam
LAZ Yayasan Baitul Mal Umat Islam PT Bank Negara Indonesia
LAZ Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat
LAZ Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia
LAZ Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia
LAZ Yayasan Baitul Maal wat Tamwil
LAZ Baituzzakah Pertamina
LAZ Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid (DUDT)
LAZ Yayasan Rumah Zakat Indonesia
LAZIS Muhammadiyah
LAZIS Nahdlatul Ulama (LAZIS NU)
LAZIS Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (LAZIS IPHI)
Lembaga Sumbangan Agama Kristen Indonesia (LEMSAKTI)
Badan Dharma Dana Nasional Yayasan Adikara Dharma Parisad (BDDN YADP)
"Dengan penetapan Badan/Lembaga penerima Zakat atau Sumbangan Keagamaan ini, Direktorat Jenderal Pajak berharap Wajib Pajak dapat dengan mudah menjalankan kewajiban perpajakannya," jelas Dedi.