Follow Us :

JAKARTA. Kombinasi antara dorongan dan tantangan dihadapi industri properti  tahun ini. Misalnya, Bank Indonesia (BI)  melonggarkan  aturan uang muka (LTV) bagi kredit properti.  Hal  ini  bisa mendongkrak penjualan properti.
Di  sisi  lain,  pemerintah memberlakukan pajak penjualan  atas  barang  mewah (PPnBM)  sektor  properti. Kondisi ini berpotensi mengusik kinerja PT Pakuwon Jati Tbk (PWON). Maklum, penjualan properti di segmen premium  akan  terkena  radar aturan baru itu.
Peraturan Menteri Keuangan  (PMK)  Nomor  106/PMK010/2015 menyebutkan barang mewah selain kendaraan bermotor  yang  terkena PPnBM adalah hunian mewah, dengan tarif  pajak  20%.  Kebijakan tersebut berlaku efektif mulai 8 Juli mendatang.
Aturan itu berpotensi membikin bulukan kinerja PWON yang mengkilap. Selama kuartal  I-2015, PWON membukukan prapenjualan (marketing sales)  senilai Rp  1,2  triliun.
Jumlah ini tumbuh 105% ketimbang periode sama tahun lalu. Marketing sales itu setara  36%  dari  target  tahun  ini yang mencapai Rp 3,4 triliun.
Strategi PWON Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri  menilai,  peraturan PPnBM  bisa mempengaruhi pendapatan PWON di segmen premium, seperti apartemen dan kondominium. Hasilnya, penjualan  properti  PWON bisa terganggu lantaran pasarnya diprediksi lesu.
Yudi  Ilhamsyah, analis Samuel  Sekuritas  Indonesia, menyampaikan  hal  senada. Namun dia menilai, manajemen PWON memiliki strategi mengatasi efek negatif aturan tersebut.  "PWON  confident,peraturan itu tak mempengaruhi penjualan," kata dia.
Pendapatan  lini  lain  juga cukup  menopang  kinerja PWON. Menurut analis Ciptadana Securities Maula Adini Putri, dalam riset pada 20 April, selain mengandalkan penjualan properti baru, manajemen Pakuwon  Jati memacu pendapatan berulang atau recurring income.
PWON  meraih  recurring income dari bisnis pusat perbelanjaan dan hotel,  seperti Tunjungan Plaza V dan Sheraton Hotel  di Gandaria City, Jakarta. Pendapatan  serupa juga akan berasal dari portofolio anak usaha, yaitu PT Pakuwon Permai yang mengoperasikan tiga pusat perbelanjaan,  yakni Blok M Plaza di Jakarta, Supermall Pakuwon Indah dan Royal Plaza masing-masing di Surabaya.
Kiswoyo bilang, recurring income cukup menopang kinerja PWON. Dia optimistis emiten  ini mencapai  target penjualan pemasaran  2015 sebesar Rp 3,4 triliun.
Yudi  juga menilai,  tak ada katalis negatif yang menahan PWON. Apalagi PWON berencana merombak Blok M Plaza agar dapat terintegrasi dengan stasiun  kereta  Mass  Rapid Transit  (MRT)  Jakarta. Saat ini  rencana perombakan dalam tahap diskusi dengan Gubernur DKI Jakarta.
Oleh karena itu, Maula memperkirakan bahwa angka penjualan pemasaran PWON sampai dengan akhir tahun ini tumbuh 28,53% year-on-year (yoy). Sedangkan laba bersihnya  diproyeksikan  tumbuh 14,14% (yoy).
Maula menyarankan, buy PWON dengan target Rp 620 per saham. Kiswoyo juga merekomendasikan buy saham ini dengan target harga wajar Rp 700 per saham. Sementara Analis Mandiri Sekuritas Rizky Hidayat merekomendasikan buy PWON dengan target Rp 620 per saham. Harga saham  PWON  kemarin  (30/6) ditutup meningkat 0,94% menjadi Rp 430 per saham.
error: Content is protected