Follow Us :

SURABAYA – Pemkot Surabaya tak ingin terserat persoalan makelar tanah di jalan akses stadiun Gelora Bung Tomo (GBT).

Mereka tetap menjalankan prosedur pembebasan lahan dengan aturan yang sudah dipakai sebelumnya. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Hendro Gunawan menuturkan,kabar adanya makelar di lahan akses GBT tak diketahuinya secara pasti. Pihaknya juga tak mau larut dalam permainan itu. Selama ini,pembebasan lahan untuk jalan akses selalu dilakukan sesuai prosedur.Pemkot juga menggunakan tim konsultan independen agar tidak salah melangkah.

Tim ini, lanjutnya, akan mengitung harga tanah di lahan yang dipakai untuk proyek pemkot.Penghitungannya sudah tentu berdasarkan penghitungan nilai jual objek pajak (NJOP) dan harga pasar. “Saya nggak bisa menghitungnya, tapi penghitungan secara appraisal akan dilakukan tim independent itu secara matang dan benar,” ujar Hendro kemarin. Ia melanjutkan,kebutuhan jalan akses ke GBT memang mendesak. Apalagi pemanfaatan stadiun juga memiliki arti besar bagi perkembangan olah raga di Kota pahlawan. “Segera saja kami menyelesaikan itu,”imbuhnya.

Sementara itu, anggota Komisi C DPRD Surabaya Agus Sudarsono menyesalkan kebijakan pemkot yang terburu-buru membangun stadion.“Fraksi Golkar dulu pernah minta stadion jangan dibangun dulu. Alasannya, kami minta lahan untuk akses juga dibebaskan,” kata politisi Partai Golkar ini. Jika pembebasan dilakukan bersamaan, penghematan APBD Surabaya bisa dilakukan. ”Tidak seperti sekarang, pembebasan baru akan dilakukan setelah stadion jadi.Tentunya harga sudah naik, apalagi jika tanah dikuasai broker,” sesalnya.

Ketersediaan lahan parkir, kata Agus, juga mendesak segera dibangun. Artinya, yang diperlukan bukan sebatas akses tambahan.”Saat Persebaya melawan Arema belum lama ini,banyak motor penonton diparkir di lahan kosong dekat pemukiman. Tanpa ada yang jaga, jika terjadi kehilangan, warga yang disalahkan,” sambungnya. Agus berharap pembangunan akses bisa dipadupadankan dengan pembangunan parkir bertingkat untuk penghematan biaya.”Soal lahan akses yang dikuasai broker,tentunya dewan dan pemkot punya alternatif,”jelasnya. Alternatif tersebut adalah membuat akses baru di utara stadion yang langsung mengarah ke Raya Kalianak.

”Lahan di utara stadion mayoritas milik pengembang.Tentunya lebih murah jika dibebaskan.Ini hanya bagian alternatif.Untuk jalan yang mengarah selatan, saya rasa sudah cukup,” nilainya. Kendati demikian, Agus bersama komisinya tetap akan menggelar rapat lanjutan bersama pemkot.Komisinya yang membidangi pembangunan ingin paham betul detail rencana pembangunan beberapa akses baru stadion.

error: Content is protected