Follow Us :

JAKARTA. Pasar mobil jenis sedan kian tergerus di Indonesia. Pada periode Januari-November 2015 lalu, porsi penjualan mobil sedan tak sampai 2% dari total penjualan mobil secara nasional yang tercatat 940.616 unit.
Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil jenis sedan pada Januari-November 2015 hanya 17.404 unit, turun 17,6% ketimbang penjualan periode yang sama tahun 2014 sebanyak 21.132 unit.
Porsi penjualan mobil sedan Januari–November 2015 juga turun menjadi 1,85% dari porsi penjualan periode yang sama tahun 2014 sebesar 1,87%. Sejatinya, penurunan porsi pasar mobil ini bukan hal baru di Indonesia. Apalagi sepuluh tahun terakhir, konsumen di Indonesia mulai beralih ke mobil berpenumpang.
 
Merujuk data Gaikindo, porsi penjualan dari mobil sedan sudah turun sejak tahun 2000 silam. Saat itu porsi penjualan mobil sedan masih 16%. Namun, pada tahun 2013 lalu, porsi penjualan mobil sedan tersebut menciut jadi 3%.
 
Rouli Sijabat, Public Relation Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) menjelaskan, penurunan porsi pasar mobil sedan ini terjadi karena dua alasan. Pertama, adanya perbedaan tarif pajak yang ditetapkan pemerintah.
 
Ambil contoh; sedan paling kecil dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dengan tarif 30%.
 
Sedangkan PPnBM untuk mobil berpenumpang atau multi purpose vehicle (MPV) dikenakan PPnBM lebih kecil atau cuma sebesar 10%.
 
Karena pajak sedan lebih besar, harga sedan tentu menjadi lebih mahal. Maka itu, banyak konsumen meninggalkan sedan dan beralih membeli mobil MPV dengan tarif pajak yang lebih murah.
Sebab kedua, terjadi perubahan kebutuhan dari konsumen. "Konsumen sekarang butuh mobil yang bisa muat banyak, sehingga pasar sedan mengecil," kata Rouli kepada KONTAN, Rabu, (6/1). Perlu diketahui, di segmen sedan ini, Toyota memiliki Camry, Altis serta Vios.
 
Kendati demikian, Rouli memastikan, pasar sedan masih tetap ada di Indonesia. Sebab, mobil sedan memiliki beragam keunggulan ketimbang mobil jenis lainnya, terutama dalam kenyamanan.
 
Selain nyaman, mobil sedan dipandang sebagai mobil prestisius yang melambangkan status seseorang. Maka dari itu, mobil sedan banyak digunakan untuk kebutuhan transportasi taksi, yang mengutamakan kenyamanan. "Konsumen sedan ini juga loyal," tambahnya.
Butuh terobosan
 
Agar penjualan mobil sedan bisa naik, Jonfis Fandy, Marketing & Aftersales Service Director PT Honda Prospect Motor (HPM) menilai, pelaku industri mesti kreatif memikat pelanggan. Salah satu caranya adalah, mempersiapkan produk baru yang sesuai kebutuhan konsumen.
"Jika ada terobosan, penjualannya akan naik tetapi tak sebanyak segmen lain," jelas Jonfis. Di pasar sedan ini, HPM memiliki beragam merek, seperti Honda City, Civic dan CR-Z. Saat ini, yang menjadi tulang punggung penjualan sedan Honda di Indonesia adalah Honda City.
Sebagai informasi, Gaikindo telah berulang kali meminta pemerintah menurunkan PPnBM mobil sedan dari 30% menjadi 10%. Namun, permintaan ini belum mendapat tanggapan pemerintah.
error: Content is protected