Follow Us :

BRUSSELS. Pemimpin Uni Eropa (UE) bersama pemimpin negara Eropa lain sepakat menarik pajak ke perbankan dan sektor finansial lain. Eropa akan mengajukan usulan ini ke pertemuan G-20 di Toronto Kanada pada 26-27 Juni nanti.

Dalam pertemuan-20 sebelumnya di Busan Korea Selatan, G-20 tidak berhasil mengeluarkan kesepakatan bersama soal pajak perbankan ini. China, Jepang, Kanada, dan Brazil adalah beberapa negara yang menentang rencana tersebut. "Kami akan meminta G-20 memperdalam dan mengembangkan usulan ini," ujar Presiden Uni Eropa Herman Van Rompuy, Jumat (19/6).

Kanselir Jerman Angela Merkel menambahkan, UE akan menjadi pelopor untuk memperkenalkan penarikan pajak di lembaga finansial. "Kami ingin meyakinkan ada pembagian risiko dan tanggung jawab yang jelas saat terjadi krisis," jelasnya.

Meski sudah ada kesepakatan, pemimpin Eropa belum memutuskan detil aturan ini. Misalnya, berapa besar pajak yang akan dikenakan dan bagaimana duit pajak itu akan digunakan. Komisi Eropa bersama-sama dengan para menteri keuangan UE akan membahas detil aturan ini pada Oktober mendatang.

Meski setuju, Perdana Menteri Inggri David Cameron memilih penerapan pajak perbankan dan institusi finansial lainnya ditetapkan sendiri oleh masing-masing negara. Sehingga, penerapannya pun bisa lebih fleksibel, meski harus tetap dalam koridor kesepakatan bersama antara 27 negara Eropa. "Kami tak ingin Eropa yang menentukan semua kebijakan ini," ujar Cameron. Inggris memang bukan negara UE dan tidak ingin berada di bawah kendali organisasi itu.

Sementara Republik Ceko menjadi satu-satunya negara yang menentang penerapan pajak tersebut. Ceko beralasan pengenaan pajak akan membuat sistem finansial negeri itu tidak leluasa.

Publikasi stress test

Dalam pertemuan dua hari tersebut, para pemimpin Eropa juga sepakat mempublikasikan hasil stress test perbankan di negara masing-masing. Publikasi kemungkinan mulai pada akhir Juli dan dilakukan berurutan oleh tiap negara agar kepercayaan investor kembali pulih. "Kajian stress test sudah selesai institusi per institusi," ujar Presiden Prancis Nicolas Sarkozy.

Merkel bilang, sangat pentin memberi transparansi maksimum kepada publik soal kondisi industri perbankan mereka. Menurut Andrew Milligan, analis Standard Life Investments Ltd, hasil ini akan sangat membantu meyakinkan investor terhadap industri finansial Eropa. "Tapi akan ada masalah soal seberapa detil informasi yang harus diungkap," ujar Milligan.

Pelaku perbankan Eropa sendiri mengkritik rencana publikasi besar-besaran hasil stress test tersebut. Tapi Presiden Bank Dunia Robert Zoellick menegaskan, pengambil kebijakan di Eropa harus melakukan dua hal penting untuk mengatasi krisis. Yakni, penghematan anggaran dan publikasi stress test perbankan.

Soalnya, menurut Zoellick, paket bantuan darurat yang Eropa kumpulkan meski nilainya besar mencapai US$ 1 triliun bukan penyelesaian total. Dana darurat itu hanya akan membeli Eropa sedikit waktu lebih untuk mencari solusi nyata krisis. “Duit tersebut hanya menambah kesempatan untuk mengambil langkah lebih jauh. Sangat penting pemimpin Eropa memanfaatkan waktu ini dengan baik," pungkas Zoellick.

error: Content is protected