MOSKOW. Demi mempersempit defisit anggaran, Rusia bakal menaikkan pajak atas ekstraksi minyak oleh perusahaan minyak atau mineral extraction tax for oil companies. Dua orang sumber Bloomberg yang mengetahui rencana tersebut, Sabtu (19/9), mengatakan, rencana menaikkan pajak ini ini akan dilakukan mulai tahun depan.
Otoritas berwenang di Moskow disebut-sebut telah memulai pembicaraan dengan sejumlah produsen minyak untuk membahas formula baru atas pajak tersebut. Jika usulan tarif pajak baru disepakati, Rusia berpotensi memperoleh tambahan penghasilan sebesar 609 miliar rubel, atau setara US$ 9 miliar, terhitung mulai tahun 2016.
Bila dihitung pada periode 2016-2018, tambahan pendapatan yang bisa diterima Pemerintah Rusia dengan skema pajak baru tersebut bisa mencapai US$ 1,6 triliun atau setara US$ 24,1 miliar, berdasarkan laporan Reuters, mengutip pemberitaan kantor berita RIA Moskow, Sabtu (19/9).
Asal tahu saja, defisit anggaran Rusia hingga Agustus 2015 sudah mencapai 994 miliar rubel. Jumlah tersebut setara 2,1% terhadap total produk domestik bruto (PDB) Rusia.
Maxim Oreshkin, Wakil Menteri Keuangan Rusia sebelumnya menegaskan, defisit anggaran ditargetkan tidak melampaui 3% PDB. Target Oreshkin ini berdasarkan asumsi jika harga rata-rata minyak dunia masih bertengger di kisaran US$ 50 per barel. Namun nyatanya, hingga Jumat (18/9), harga minyak mentah jenis brent sudah tesungkur ke posisi US$ 47 per barel. Hal ini kian menambah kekhawatiran defisit anggaran Rusia bakal kian membengkak.
Langkah penghematan
Sarah Emerson, Managing Director ESAI Energy Inc perusahaan konsultan yang bermarkas di Wakefield, Massachusetts mengatakan, perusahaan minyak Rusia tidak terlalu merasakan dampak penurunan harga minyak, lantaran pada saat yang sama rubel terdepresiasi. "Namun apakah ke depan penurunan harga minyak ini akan juga berdampak pada rendahnya produksi, ini yang sedang dalam perhitungan," imbuh Emerson.
Menaikkan pajak mungkin bisa menjadi pilihan terakhir bila sejumlah langkah penghematan sudah ditempuh. Natalya Timakova, Jurubicara Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev menegaskan, sejumlah kementerian telah mengusulkan langkah peningkatan pendapatan serta pengurangan pengeluaran.
Sejumlah usulan itu harus segera disepakati sebelum masuk rancangan anggaran yang akan diserahkan ke parlemen Rusia, pada 25 Oktober mendatang.