JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menagih tax holiday untuk cucu perusahaannya. Perusahaan yang dijanjikan dapat keringanan pajak adalah hasil joint venture dengan produsen ban asal Prancis, Compagnie Financiere Du Groupe Michelin (Michelin) yakni PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI).
Suhat Miyarso, Vice President Corporate Relation PT Chandra Asri Petrochemical Tbk bilang, pihaknya mengajukan tax holiday selama waktu 8 tahun-10 tahun. "Biasanya tax holiday industri petrokimia hanya diberikan lima tahun, kami harap tax holiday kami bisa lebih panjang," kata Suhat usai bertemu Menteri Perindustrian Saleh Husin, di Kementerian perindustrian, Kamis ( 29/10).
Rencananya, awal 2016, emiten berkode saham TPIA ini melakukan peletakan batu pertama pabrik karet sintetis. Pabrik itu menggunakan bahan baku minyak bumi akan memproduksi 80.000 ton styrene butadiene rubber per tahun, dan 40.000 ton poly butadiene rubber per tahun.
Pabrik itu berlokasi di Cilegon dan menelan investasi US$ 450 juta. Produksi dari pabrik ini sekitar 50% hasil akan dijual untuk industri ban di dalam di negeri. Adapun 50% sisanya untuk di ekspor.
Adapun dalam perusahaan join PT Synthetic Rubber Indonesia tersebut, Chandra Asri menguasai 45% saham di PT SRI lewat anak usahanya PT Styrindo Mono Indonesia. Lantas, 55% lainnya milik Compagnie Financiere Du Groupe Michelin (Michelin).
Kinerja positif
Meski berharap mendapatkan tax holiday, hingga akhir September 2015 kinerja Chandra Asri secara grup masih positif. Suhat menyebut ada pertumbuhan penjualan 5%-10%. Kenaikan penjualan lantaran produksi mulai stabil. "Perekonomian mulai stabil, pasar juga sudah membaik," klaim Suhat.
Sayang, Suhat masih enggan menjelaskan lebih terperinci berapa besar berapa kenaikan penjualan TPIA hingga kuartal III-2015, maupun gambaran laba perusahaan ini. Suhat juga tidak menjelaskan kapan akan mempublikasikan laporan keuangan September 2015.
Hanya saja sebagai gambaran, kinerja Chandra Asri hingga semester I-2015 lalu, memang membukukan kenaikan laba bersih sebesar 347% menjadi US$ 30,3 juta. Periode yang sama pada ahun sebelumnya perusahaan ini membukukan laba US$ 6,78 juta. Lonjakan laba karena turunnya beban pokok dari US$ 1,09 miliar menjadi US$ 0,57 miliar pada semester I 2015.
"Semester I lalu harga bahan baku turun, itu mengapa beban produksi kami dari bahan baku berkurang," kata Suhat. Perlu diketahui, biaya pembelian bahan baku Chandra Asri turun dari US$ 0,95 miliar menjadi US$ 0,42 miliar pada semester I-2015.