Agus Marto justru ingin produksi mobil yang masuk kategori ramah lingkungan dengan harga murah (low cost green car) tersebut bisa dilakukan di Indonesia.
"Kita lebih mengarah kepada bagaimana industri itu untuk memproduksi di dalam negeri bukan mengutamakan impor produk itu dan akhirnya kita harus hanya menjadi pasar produk tapi tidak membangun di dalam negeri," ujarnya saat ditemui di kantornya, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Rabu (8/5/2012).
Untuk mendorong produksi mobil-mobil tersebut, Agus Marto akan memberikan insentif fiskal. Namun, dia belum menegaskan jenis penyikapan fiskal yang akan diberikannya guna mendorong adanya produksi mobil hybrid dan ramah lingkungan ini di Indonesia.
"Kalau yang kita mau perhatikan mobil hybrid yang ada antara BBM dan listrik. Kita ingin mengembangkan mobil basis energi gas dan juga mobil kategori low cost green car. Secara umum untuk dapat terwujud low cost green car dan mobil yang bisa menggunakan alternatif energi, kita akan kaji untuk berikan suatu bentuk penyikapan fiskal," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Dia menegaskan keinginan pemerintah untuk mendorong produksi mobil hybrid di Indonesia. Hanya saja bentuk insentif yang diberikan justru memberikan kemudahan impor karena berupa PPnBM.
"Mobil hybrid itu kita akan mendorong, pemerintah akan mendorong agar produksi itu di Indonesia dan kita akan berikan insentif tax duty-nya pun maupun luxury tax. Kita akan melakukan itu secepatnya," pungkasnya.