Pemerintah sadar bahwa asumsi APBN 2009 bisa meleset
JAKARTA. Di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2009, pemerintah memproyeksi penerimaan negara dan hibah tahun 2009 akan mencapai Rp 985,72 triliun. Pemerintah akan memakai seluruh penerimaan ini untuk mendanai rencana belanja negara 2009 sebesar Rp 1.037 triliun. Jadi,"Ada defisit anggaran Rp 51,28 triliun atau 1% produk domestik bruto,"kata Ketua Panitia Anggaran DPR Emir Moeis.
Dari sisi belanja, ada pengeluaran subsidi yang menarik pada tahun depan. Total anggaran subsidi tahun 2009 mencapai Rp 166,70 triliun. Subsidi ini terbagi dua, yaitu subsidi energi Rp 103,56 triliun dan subsidi non-energi Rp 63,13 triliun.
Wakil Ketua Panitia Anggaran Harry Azhar Azis menambahkan, dari alokasi subsidi non-energi, Rp 25,25 triliun diantaranya merupakan alokasi subsidi pajak ditanggung pemerintah (DTP). Anggaran ini lebih kecil Rp 750 miliar dari usulan pemerintah. "Ini salah satu insentif pemerintah bagi sektor riil,"kata Harry.
Subsidi ini akan mengurangi penerimaan negara tetapi meringankan beban rakyat. Sebab, subsidi ini membuat pemerintah bisa mengontrol harga barang kebutuhan strategis agar tetap terjangkau masyarakat.
Anggaran 2009 rawan
Subsidi pajak itu terdiri subsidi pajak penghasilan (PPh) Rp 2,250 triliun. Ada pun subsidi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Rp 20 triliun, yang mencakup subsidi PPN atas BBM bersubsidi Rp 10,0 triliun, pajak dalam rangka impor Rp 8,5 triliun, serta minyak goreng dan pangan Rp 1,5 triliun. Selanjutnya, ada pajak DTP fasilitas bea masuk Rp 2,5 triliun serta subsidi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Rp 500 miliar.
Tapi, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui bahwa anggaran itu rawan gejolak. Perekonomian Indonesia pasti terhantam krisis keuangan global.
Dalam situasi perekonomian yang tidak normal ini, pemerintah perlu bersikap tanggap, cepat, dan terukur untuk mengatasi keadaan darurat. "Kami sadar berbagai asumsi dalam APBN 2009 ini bisa saja meleset,"kata Sri Mulyani, dalam pengesahan Undang-Undang APBN 2009, Kamis (30/10).
Sekarang saja, perubahan ekonomi dunia telah mengubah asumsi APBN 2009. Ini membuat APBN 2009 lebih ramping.
Martina Prianti