Follow Us :

JAKARTA. Lewat Kementerian Keuangan (Kemkeu), pemerintah mencatat, realisasi penerimaan pajak per akhir Oktober 2018 mencapai Rp Rp 1.016,52 triliun. Jumlah itu baru mencapai 71,39% dari target penerimaan pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini.

Artinya, pemerintah dalam dua bulan ke depan, harus mengejar penerimaan pajak setidaknya sebesar 24,61% poin lagi untuk mengejar outlook penerimaan pajak sebesar 95% dari target. Jika bisa dicapai, potensi selisih kekurangan target (shortfall) pajak sebesar 5% sesuai dengan keinginan pemerintah masih bisa dicapai.

Penerimaan pajak di akhir tahun biasanya memang bakal meningkat. Namun, berkaca dari kinerja akhir September yang realisasinya mencapai Rp 900,86 triliun atau 63,26% dari target, berarti selama satu bulan belakangan, penerimaan pajak hanya bertambah kurang dari 10% poin, yaitu hanya 8,13% poin.

Jika di November dan Desember nanti tambahan realisasi penerimaan masing-masing hanya 8,13% poin, maka realisasi penerimaan pajak di akhir tahun hanya sekitar 87,65% dari target. Artinya, shortfall akan melebar dari outlook 5%.

Tak hanya itu, di bulan ini, nilai tukar rupiah juga cenderung mengalami penguatan. Hal ini bisa mempengaruhi penerimaan pajak, terutama dari sisi pajak penghasilan (PPh) migas yang tak setinggi saat rupiah mengalami pelamahan. Ini pula yang menjadi risiko pelebaran shortfall akhir tahun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, kinerja penerimaan pajak sangat baik. Penerimaan negara secara total tercatat Rp 1.483,86 triliun setara dengan 78,32% dari target pendapatan dalam APBN 2018. Angka ini tumbuh 20,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

"Dengan pertumbuhan penerimaan yang sangat bagus dan belanja yang sangat kuat, APBN 2018 hingga Oktober posturnya jauh lebih baik dibanding periode tahun lalu," katanya, Kamis (15/11).

Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kemkeu Robert Pakpahan mengatakan, untuk mencapai outlook penerimaan pajak 95% dari target, Ditjen tak menggenjot penerimaan pada tiap-tiap sektor bisnis.

Hingga akhir tahun, pertumbuhan penerimaan pajak akan semakin meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi yang kian menggeliat. "Sektor perdagangan, pertambangan, dan jasa keuangan akan bagus," katanya.

Ronny Boko, pengamat pajak Universitas pelita Harapan (UPH) pesimistis penerimaan pajak bisa mencapai 95% dari target. Sebab, angka realistis yang bisa dicapai tiap bulannya adalah kenaikan 8,3% poin. "Dengan hitungan itu, optimal angka (realisasi) yang mungkin hanya 87,99%," kata Ronny kepada KONTAN.

Meski begitu, Ronny menilai bahwa outlook penerimaan pajak 95% pada tahun ini masih bisa tercapai. Asalkan, pemerintah mengoptimalkan pajak ekspor. Selain itu, Pemerintah juga bisa menggenjot penerimaan dari sektor infrastruktur.

error: Content is protected