Follow Us :

Pertumbuhan setoran pajak mulai melambat sejak Oktober

JAKARTA. Krisis keuangan global mulai menggerogoti penerimaan negara dari sektor pajak. Indikatornya, tingkat pertumbuhan penerimaan pajak selama Oktober 2008 ini jauh lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Selama Januari hingga September, total setoran pajak tiap bulan tumbuh sekitar 40%. Tetapi sepanjang Oktober lalu, hanya tumbuh sekitar 21,55% dibanding penerimaan September. "Pertumbuhan penerimaan selama Oktober sedikit melambat karena krisis global,"ujar Direktur Jenderal Pajak Darmin Nasution, Selasa (11/11) kemarin.

Penurunan terbesar terjadi pada pajak pertambahan nilai (PPN). Selama Oktober, PPN hanya tumbuh 55,05%. Penurunan ini akibat ekspor yang mulai mengendur dan sulitnya pembiayaan. "pinjam meminjam sekarang agak susah,"kata Darmin. Sebelumnya PPN tumbuh jauh diatas 55%.

Darmin mulai menyadari penerimaan pajak tahun depan nanti bakal lebih lambat dari oktober ini. Padahal, dalam Anggaran Pendapatan dan Negara (APBN) 2009, pemerintah menaikkan target penerimaan pajak menjadi Rp 647,85 triliun. Adapun target tahun ini hanya Rp 534,53 triliun. "Risiko tidak tercapai itu ada,"kata Darmin.

Tapi, Darmin yakin dapat mencapai target penerimaan pajak tahun ini. Sebab realisasi penerimaan pajak secara keseluruhan hingga Oktober sudah mencapai Rp 463,96 triliun atau sebesar 86,8% dari target.

Akan genjot PPN

Untuk meredam penurunan penerimaan PPN, mulai tahun depan, Ditjen Pajak akan menyusun profil wajib pajak dan membuat acuan (benchmark) wajib pajak dalam membayar pajak pertambahan nilai (PPN).

Selama ini, Ditjen Pajak hanya membuat benchmark untuk pajak penghasilan (PPh). Dengan langkah itu, Ditjen Pajak berharap dalam satu hingga dua tahun ke depan, penerimaan PPN tidak bakal terganggu meski dampak krisis global makin nyata.

Kantor Khusus Orang kaya

DIREKTORAT Jenderal (Ditjen) Pajak kembali mengeluarkan jurus baru untuk mendongkrak penerimaan pajak. Jurus baru itu ialah membangun satu Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Khusus untuk orang kaya. KPP itu berada di Jakarta. "Mudah-mudahan Maret 2009 bisa efektif,"kata Direktur Jenderal Pajak Darmin Nasution, Selasa (11/11).

Kantor Pajak ini akan melayani para pemilik perusahaan besar yang selama ini menjadi 200 pembayar pajak terbesar ditiap KPP di Jakarta. Artinya, data orang kaya ini akan berasal dari tiap KPP. "Berapa jumlah orang kaya, kami belum bisa bilang. Tapi kalau cuman 6.000 orang, pasti ada,"ucap Darmin.

Konsultan pajak Hendra Wijana menyarankan Ditjen Pajak mulai menyiapkan kantor serupa di daerah. "bagusnya, setiap kota besar di bangun KPP khusus orang kaya. Orang kaya bukan cuma di Jakarta,"papar Hendra.

Martina Prianti

error: Content is protected