Washington, Kompas – Sasol Synfuels International (Pty) Limited, perusahaan yang bergerak di bidang gasifikasi batu bara, meminta keringanan pajak atau tax holiday atas investasi yang akan dilakukannya di Indonesia senilai 10 miliar dollar AS atau sekitar Rp 9,1 triliun. Jika tak ada keringanan pajak itu, Sasol akan mempertimbangkan kembali rencana investasinya.
”Hanya ada satu perusahaan di dunia ini yang menguasai gasifikasi batu bara, yakni Sasol. Mereka siap masuk jika pemerintah menerapkan tax holiday. Dan, kalau ternyata tidak ada tax holiday, mereka kemungkinan besar akan keluar,” ungkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (7/7).
Menurut Gita, perusahaan gasifikasi ini membutuhkan tax holiday agar investasinya memberikan nilai tambah secara komersial. Ini dimungkinkan jika keringanan pajak yang diberikan pemerintah untuk periode jangka panjang, 10-15 tahun.
Saat ini insentif yang ada dalam pemikiran BKPM adalah tax holiday dalam tiga tahapan. Pertama, investor dibebaskan dari seluruh Pajak Penghasilan (PPh) badan dan PPh perorangan serta Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 100 persen pada 5 tahun pertama. Kedua, hanya membayar PPh dan PPN 50 persen dari tarifnya antara tahun ke-10-15 tahun. Ketiga, hanya membayar pajak 25 persen mulai tahun ke-16 hingga ke-20. Setelah itu, pajak harus dibayar penuh.
”Ini hanya diberikan kepada investor yang hanya mau masuk jika ada tax holiday, tidak diberikan kepada semua sektor. Dengan demikian, tidak akan mengganggu penerimaan pajak, malah akan memberikan sumber pajak baru,” ungkap Gita.
Sasol, yang diwakili Direktur Pelaksana Sasol Synfuels International (Pty) Limited Ernst Oberholster, sudah menandatangani nota kesepahaman (MOU) rencana investasinya dengan BKPM pada Desember 2009 di London, Inggris. MOU itu memungkinkan bagi Sasol melakukan studi kelayakan penggunaan teknologi yang mereka miliki untuk mengubah batu bara menjadi batu bara cair. Sasol tengah bernegosiasi kerja samanya dengan Pertamina.
Sasol telah memproduksi bahan bakar dan bahan kimia dari batu bara dalam 50 tahun terakhir di Secunda, Afrika Selatan. Sasol merupakan perusahaan satu-satunya di dunia yang memproduksi dan memperdagangkan secara komersial bahan bakar sintetis berbasis batu bara.