"Yang kemarin itu 99,4 persen hanya konsitensi saat kita melakukan prognosa. Jadi apa yang kita sampai Juni maka ke depannya kelihatan pajak tidak sampai 100 persen, tapi saya tetap berusaha mencapai 100 persen," ujarnya di kantor Kementerian Keuangan, Jalan Dr Wahidin, Jakarta, Selasa (27/7/2010).
Sebelumnya, realisasi penerimaan perpajakan hingga semester I-2010 mencapai Rp337,6 triliun atau 45,4 persen dari target APBN-P sebesar Rp743,3 triliun. "Penerimaan perpajakan naik 17 persen atau Rp49 triliun dari realisasi semester I 2009 sebesar 44,3 persen atau Rp288,5 triliun," ujarnya kemarin.
Menurutnya kondisi membaiknya penerimaan perpajakan disebabkan oleh membaiknya kondisi perekonomian dengan realisasi minyak ICP semester I mencapai USD78 per barel.
Selain itu ada beberapa hal yang membuat penerimaan pajak membaik, yaitu realisasi lifting minyak yang mencapai 959 ribu barel, kenaikan tarif cukai hasil tembakau antara 9,58 persen hingga 20,99 persen tergantung jenisnya sejak 1 Januari 2010, serta kebijakan harmonisasi tarif terkait pemberlakuan FTA.
"Penerimaan cukai telah mencapai 54,2 persen atau Rp32,1 triliun dari target APBN-P Rp59,3 triliun," ujarnya lagi.
Untuk itu berdasarkan prognosis semester II, penerimaan perpajakan diperkirakan akan mencapai Rp401,4 triliun sehingga perkiraan realisasi keseluruhan mencapai Rp738,9 triliun atau 99,4 persen dari target APBN-P.
"Pencapaian ini lebih baik dari kinerja 2009 yang mencapai 95,1 persen dari target atau sebesar Rp619,9 triliun," ujarnya.
Adapun target pencapaian tersebut didukung oleh kontribusi penerimaan Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), cukai dan pajak perdagangan internasional.
Andina Meryani