Follow Us :

Jakarta – Sektor pertambangan di Indonesia pada 2009 diperkirakan tidak akan secemerlang 2008. Produksi komoditas tambang diprediksi akan melorot 20-30% dan para pengusaha pun makin merasa pesimistis bisa membayar pajak sesuai target 2009.

Demikian disampaikan Executive Director Indonesian Mining Association Priyo Abadi Soemarno disela-sela diskusi pertambangan di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (19/11/2008).

"Paling ada penurunan produksi 20-30%. Untuk jaga-jaga harga turun lagi. Tahun depan juga bergantung pada UU Minerba dan situasi pasar dunia," katanya.

Dengan produksi yang menurun, artinya pendapatan para perusahaan tambang pun ikut melorot. Akibatnya, banyak kalangan pengusaha yang merasa tidak mampu untuk memenuhi target setoran pajak 2009.

"Kalau proyeksi pajak tetap, dengan harga jatuh tidak bisa bayar sesuai target," tegasnya.

Dengan kondisi demikian, maka para pengusaha meminta pemerintah membantu meringankan beban ekonomi. Caranya bisa dengan menurunkan harga BBM, meringankan pajak, dan mempercepat perijinan.

"Kalau beberapa hal di-cut, maka kita bisa punya profit yang tidak jauh berbeda," katanya.

Beberapa harga komoditas yang mengalami tekanan cukup besar adalah nikel. Harga nikel sempat terjungkal hingga turun 30% dari harga sebelumnya. Hal ini membuat investasi nikel di 2009 diproyeksi turun hingga 70%. 

Suhendra

error: Content is protected