PENERIMAAN DAERAH
JAKARTA. Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) Provinsi DKI Jakarta menduga, penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tahun ini akan merosot Rp 71 miliar dari 2007 lalu. Penurunan terjadi karena Dasar Perhitungan Pajak (DPP) tahun ini lebih kecil dibandingkan DPP tahun lalu.
Kepala Sub Dinas Perencanaan dan Pengembangan Dipenda DKI Jakarta Iwan Setiawandi menyebut, DPP kendaraan tahun ini mengalami penurunan, sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 22 Tahun 2008 tentang Perhitungan DPP PKB dan Bea Balik Nama (BBN) Kendaraan Bermotor. Permendagri tentang DPP dan BBN Kendaraan bermotor ini rutin dikeluarkan setiap tahun.
Dalam hitungan Iwan, penurunan pajak kendaraan tahun ini lebih besar dibandingkan penurunan yang terjadi tahun lalu. Penyebabnya, harga mobil-mobil lama jatuh seiring hadirnya mobil jenis baru yang tumbuh bak cendawan di musim hujan. Karena penetapan pajak mobil lama berdasarkan harga pasaran, otomatis pajaknya pun turun. "Karena harga pasar turun, nilai pajak yang harus dibayarkan pemilik kendaraan lama juga ikut turun,"ucapnya.
Kendati begitu, Iwan optimis potensi kerugian dapat tertutup oleh penerimaan PKB kendaraan keluaran tahun 2008. Biasanya setiap tahun dari kendaraan baru bisa terkumpul pajak hingga Rp 250 miliar.
Iwan pun menyanggah, pemberitaan di beberapa media massa yang menyatakan pajak semua kendaraan bermotor naik 1%-1,5%. "Semua salah tafsir terhadap penyesuaian dasar pengenaan pajak,"ujar dia. Sesuai aturan Permendagri, kenaikan PKB 1%-1,5% itu dikenakan pada warga Jakarta yang memiliki mobil keluaran tahun 2008, bukan seluruh kendaraan.
Sebelumnya, Fauzi Bowo, Gubernur DKI Jakarta berharap daerah bisa menentukan sendiri besaran kenaikan pajak kendaraan. Fauzi ingin dalam revisi Undang-Undang tentang Pajak dan Distribusi Daerah yang tengah digodok DPR, daerah mendapatkan hak penentuan besar pajak kendaraan. Kalau DPR menyetujui, maka DKI akan menaikan pajak kendaraan hingga 10%. "Ini salah satu cara mengurangi kendaraan di Jakarta, sehingga masyarakat beralih ke angkutan masal,"jelasnya.
Faisal Rachman