JAKARTA – Penerimaan pajak tahun ini diproyeksikan melampaui target APBN P 2008. Dirjen Pajak, Darmin Nasution, memperhitungkan penerimaan pajak akan lebih tinggi lima persen di atas target APBN P 2008.
Dengan demikian, penerimaan pajak tahun ini diperkirakan mencapai Rp 560 triliun atau melebihi target APBNP 2008 yang sebesar Rp 534,5 triliun."Nah, kalau 5 persen di atas itu, ya sekitar Rp 560 triliun, jadi sekitar Rp 25 triliun di atas target,'' kata Darmin, di Jakarta, Rabu (12/11).
Menurut dia, kalau dilihat dari penerimaan Oktober lalu, target penerimaan sampai Oktober itu melebihi target bulan atau 10 persen di atas target. Untuk November dan Desember 2008, Ditjen Pajak bersikap lebih realistis dengan memproyeksikan pertumbuhan penerimaan pajak hanya lima persen.
Darmin mengatakan, meski penerimaan pajak 2008 melebihi target, sebenarnya ada potensi penerimaan pajak yang tidak terkumpulkan sebesar 35-40 persen dari penerimaan pajak Januari-Oktober 2008 yang besarnya Rp 463,9 triliun.
Dengan begitu potensi tak terkumpulkan itu nilainya cukup besar, yakni sekitar Rp 185,5 triliun. ''Itu akibat tingkat kepatuhan masih rendah dan tax ratio yang juga rendah,'' ujar Darmin. Ia mengatakan, penerimaan pajak yang tidak terkumpul itu merupakan kekurangan pembayaran dari wajib pajak pribadi atau badan.
Karena itu, untuk mengoptimalkan penerimaan pajak, selain melakukan sunset policy, Direktorat Jenderal Pajak juga melakukan profiling dan benchmarking, guna mengetahui berapa besar tax gap (kesenjangan penerimaan pajak) yang ada per perusahaan. ''Selama puluhan tahun itu, kita baru menghitungnya. Setelah kita tahu berapa sebenarnya yang kurang itu, itu yang harus kita kejar,'' ujar dia.
Sebelumnya, Selasa (11/11) lalu Darrmin mengemukakan bahwa pertumbuhan penerimaan pajak di luar PPh migas pada Oktober lalu tumbuh sebesar 21,55 persen. Sedangkan pada bulan-bulan sebelumnya penerimaan pajak bahkan bisa tumbuh di kisaran 43-44 persen. Pertumbuhan penerimaan pajak yang tinggi pada kuartal-kuartal sebelumnya, menurut Darmin, bisa menutupi perlambatan yang mulai terjadi.
Saat itu Darmin juga mengemukakan bahwa penerimaan pajak tahun ini melampaui penerimaan tahun-tahun sebelumnya. Proporsi realisasi penerimaan periode Januari-Oktober 2008 terhadap total APBNP 2008 sendiri telah mencapai 83,15 persen untuk penerimaan neto tanpa PPh migas.
Sementara tercatat 86,8 persen untuk penerimaan neto termasuk PPh migas. Jika dilihat proporsi penerimaan pajak termasuk PPh migas tahun lalu untuk periode Januari-Oktober 2007 dibanding APBNP 2007, pencapaiannya ketika itu baru 75 persen.
Ia juga menyatakan bersyukur karena hampir semua jenis pajak mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Secara lebih rinci, penerimaan PPh nonmigas mencapai Rp 207,5 triliun atau tumbuh 32,32 persen. Penerimaan PPN dan PPnBM mencapai Rp 165,9 triliun atau tumbuh 55,05 persen. PBB naik 17,97 persen atau sebesar Rp 19,7 triliun. BPHTB tumbuh 34,32 persen atau sebesar Rp 4,1 triliun. Pajak lainnya mencapai Rp 2,4 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 8 persen.
Una