JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, penerimaan pajak nonmigas tahun depan ditargetkan naik menjadi 14 persen. Target penerimaan ini untuk mengantisipasi perekonomian yang diperkirakan mulai pulih pada 2010. Untuk itu, pelbagai kebijakan perpajakan diluncurkan, termasuk penurunan tarif dan subsidi.
Menurut Sri Mulyani, penerimaan pajak tahun depan masih dihadapkan pada tekanan perekonomian global. Karena itu, pemerintah tidak muluk-muluk menetapkan target penerimaan pajak, tapi memilih proyeksi pertumbuhan rata-rata. "Terutama dari pajak nonmigas," kata Sri dalam pembukaan Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional 2010 di Jakarta kemarin.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2009, penerimaan pajak ditargetkan Rp 725,8 triliun atau naik 19,1 persen dibandingkan dengan pencapaian dalam anggaran penyesuaian 2008 sebesar Rp 609,2 triliun. Tapi dalam dokumen stimulus penerimaan pajak disesuaikan menjadi Rp 661,8 triliun atau tumbuh 8,6 persen.
Untuk mencapai target penerimaan pajak tersebut, pemerintah telah menetapkan pokok-pokok kebijakan fiskal 2010. Berbagai program insentif perpajakan, seperti penurunan tarif pajak penghasilan badan 3 persen, subsidi pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah, dan penurunan tarif bea masuk dalam rangka zona perdagangan bebas, akan dilanjutkan.
Sedangkan untuk penerimaan negara bukan pajak, kata Sri, pemerintah banyak berharap penerimaan dari sektor sumber daya alam untuk menopang anggaran. Karena itu, dia berharap pemerintah daerah tetap mengoptimalkan potensi sumber dayanya dengan berbagai pembangunan sarana infrastruktur.
"Semakin produktif suatu daerah, semakin menghasilkan bagi penerimaan negara," katanya.