Follow Us :

TEMPO Interaktif, Jakarta: Meski sudah mulai terimbas krisis keuangan dan perlambatan ekonomi global, target penerimaan pajak dipastikan tercapai. Menurut Direktur Jenderal Pajak Departemen Keuangan Darmin Nasution, penerimaan pajak 5 persen di atas target dalam APBN Perubahan 2008.

"Kalau dilihat target sampai Oktober sudah 10 persen di atas target. Untuk November dan Desember, konservatif sedikitlah. Jadi, sampai akhir tahun sekitar 5 persen di atas target," katanya, Rabu (12/11).

Menurut dia, dengan 5 persen di atas target, berarti penerimaan pajak akan mencapai sekitar Rp 560 triliun. "Sekitar Rp 25 triliun lebih tinggi dari yang diinginkan," katanya.

Dalam APBN Perubahan 2008 penerimaan pajak ditargetkan sebesar Rp 534,5 triliun

Penerimaan pajak tahun ini sampai dengan 31 Oktober mencapai Rp 463,980 triliun. Dibandingkan dengan target bulanan hingga Oktober, angka tersebut sudah 10,28 persen lebih tinggi dari target. Namun, dibanding dengan target penerimaan pajak yang ditetapkan APBN Perubahan, sampai Oktober baru mencapai 86,8 persen.

Menurut Darmin, sebenarnya masih banyak potensi pajak yang belum bisa dikumpulkan. Salah satu indikatornya adalah rendahnya tax ratio (rasio penerimaan pajak dibandingkan dengan pendapatan domestik bruto.

Tax ratio Indonesia yang hanya 13,5 persen, menurutnya masih rendah. Jika digabung dengan penerimaan cukai dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP), rasio penerimaan dibandingkan dengan PDB hanya 16 persen. "Di negara lain yang sepadan dengan Indonesia, rasio pajaknya sekitar 20 persen. Jadi ada 4 persen penerimaan pajak yang belum didapatkan," katanya.

Untuk 2009, Darmin menyatakan beban penerimaan pajak memang cukup berat di tengah ancaman krisis keuangan dan perlambatan ekonomi global. Apalagi, pada 2009 telah berlaku Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) yang memberikan berbagai macam penurunan tariff.  

Gunanto E S

error: Content is protected