Follow Us :

Jakarta – Pelaku usaha sangat kecewa PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) pakan udang/ikan dibatalkan pemerintah. Stimulus PPN DTP dinilai akan efektif untuk membantu petani mendapatkan harga pakan lebih murah.

Sebelumnya, Menko Perekonomian mencabut stimulus PPN DTP untuk sektor perikanan bersamaan dengan sektor lainnya. PPN DTP di sektor perikanan yang batal adalah mesin mini pembuat es untuk perikanan Rp 500 miliar, mesin gudang pendingin untuk perikanan Rp 250 miliar dan pakan udang/ikan Rp 150 miliar.

“Kalau untuk pendingin, PPN DTP memang tidak efektif karena investasi-baru juga tidak ada. Namun untuk pakan udang saya yakin akan sangat efektif, yang penting ada kontrol dalam implementasinya,” kata Ketua Umum Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN) Siddiq Muslim, Senin (19/1).

Dia menjelaskan, jika harga pakan diturunkan maka akan berpengaruh terhadap harga jual produk. Mekanisme ini yang perlu diawasi pemerintah sehingga bisa diimplementasikan dengan tepat.

Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi ketika mengetahui PPN DTP dibatalkan, mengatakan akan mengajukan kembali ke Menko Perekonomian. “Kalau memang dibatalkan akan diajukan lagi,” kata Freddy yang baru mengetahui stimulus PPN tersebut dicabut.

Dia mengatakan stimulus fiskal berupa PPN DTP pakan udang/ikan merupakan kebijakan sektor riil menghadapi krisis ekonomi global di sektor kelautan dan perikanan.

Dirjen Perikanan Budi Daya Departemen Kelautan dan Perikanan Made L Nurdjana mengungkapkan, dengan pembatalan tersebut maka tidak ada lagi subsidi untuk sektor perikanan. “Di negara lain subsidi besar, kita tidak ada subsidi. Padahal kita mau bantu petani kita,” jelas Made.

Menurutnya PPN DTP merupakan salah satu cara untuk menolong petani mendapatkan harga pakan lebih murah.

Dengan menurunkan harga di tingkat pabrik, sangat memungkinkan untuk menurunkan harga hingga di tingkat petani. Made juga menjelaskan, kebutuhan pakan udang sekitar 400.000 ton untuk memproduksi 350.000 ton udang.

DKP menetapkan sasaran produksi perikanan budi daya pada 2009 sebesar 5,17 juta ton atau meningkat 47,50 dari target 2008.

Peningkatan produksi akan dipacu terutama pada komoditas rumput laut, ikan patin, lele, nila dan udang. Produksi perikanan budi daya tahun 2007 sebanyak 3,19 juta ton kemudian naik sekitar 10 persen pada 2008 menjadi 3,53 juta ton.

error: Content is protected