Mengetahui kondisi tersebut, tentunya membuat para pelaku industri otomotif nasional menjadi pesimis untuk bisa lebih bebas mengembangkan dirinya.
Presiden Direktur PT Indomobil Sukses Internasional, GUnadi Shinduwinata bahkan mengatakan, semua kebijakan pemerintah terkait kenaikan pajak kendaraan dianggap ontra-produktif.
"Kita pelaku industri jadi bingung, disatu sisi dituntut agar bisa bersaing di tengah-tengah free trade, tapi di sisi lain ditimpa dengan pajak yang tinggi," ujarnya ketika ditemui detikOto, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (1/6/2010).
Seharusnya, sebelum gerbang free trade dibuka, pemerintah mau memberikan kesempatan industri otomotif nasional berkembang dan mematangkan kompetensinya.
"Minimal, volume produksi bisa meningkat, jangan malah dibebankan dengan pajak tinggi," ujarnya.
Semua rencana kenaikan pajak tersebut, pasti akan berpengaruh terhadap harga jual akhir kepada konsumen. Meeskipun bisa saja ongkos produksi tidak naik, tapi arena pajak, harga jual melonjak.
"Karena kan kita yang ditugaskan menarik pajak langsung dari konsumen melalui harga jual kendaraan," papar Gunadi.
Dengan naiknya harga jual, otomatis daya beli masyarakat berkurang, dan akan lebih memilih kendaraan luar negeri yang harganya lebih terjangkau, sehingga ujung-ujungnya industri otomotif nasional menjadi terseok-seok.