Follow Us :

JAKARTA, Pemerintah diharapkan mempertimbangkan secara hati-hati rencana menaikkan berbagai jenis pajak untuk kendaraan, karena dikhawatirkan dapat menenggelamkan pasar otomotif Tanah Air.

"Sebagai pemain di otomotif, harapan kami ke- naikan pajak-pajak kendaraan tidak dilakukan dalam kondisi sekarang ini, karena dapat membuat pasar otomotif tenggelam," kata Managing Director PT General Motors Auto World Indonesia (GMAWI), Mukiat Sutikno, di Jakarta, baru-baru ini.

Dia mengatakan, dampak kenaikan berbagai jenis pajak tersebut akan mempengaruhi produsen otomotif, baik Penerimaan Atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bahan Bakar (PBB), Pajak Pertambahan Nilai (PPn), Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), hingga pajak progresif, juga mempengaruhi produsen lain.

"Hal yang paling parah, produksi bisa menurun dan tentu akan berdampak pada pekerjanya. Bisa saja ada yang sebelumnya berproduksi tiga atau dua shift, namun karena melemahnya permintaan membuat produksi menurun menjadi satu shift saja," katanya.

Dampaknya juga akan meluas ke suplier. "Rencana kenaikan pajak harus benar-benar dipertimbangkan, mengingat pasar otomotif sangat sensitif, layaknya yoyo.

Apalagi suku bunga bank baru naik. Sebelumnya, harga BBM yang naik. Sekarang, rupiah melemah. Kalau pajak dinaikkan lagi, pasar otomotif bisa saja tenggelam," ujarnya.

Menurut dia, jika nilai rupiah terus melemah seperti saat ini, dan tidak menguat hingga tiga bulan ke depan, bisa saja berdampak pada naiknya harga kendaraan.

Sementara itu, menurut Direktur Communication PT BMW Indonesia, Helena Abidin, sebagai produsen otomotif tentu pihaknya satu suara dengan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menolak kenaikan pajak.

error: Content is protected