Follow Us :

JAKARTA-Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan merilis penerimaan pajak sepanjang semester satu tumbuh negatif dibanding periode yang sama tahun lalu.

Dirjen Pajak Depkeu Darmin Nasution mengatakan penerimaan neto pajak (termasuk PPh migas) periode Januari-Juni 2009 sebesar Rp 253,18 triliun. ”Ini mengalami pertumbuhan negatif sebesar 2,83% dibandingkan penerimaan periode yang sama tahun 2008 sebesar Rp 260,55 triliun,” ungkapnya di Jakarta, Selasa (21/7).

Sedangkan penerimaan neto pajak tanpa PPh migas sepanjang semester I 2009 sebesar Rp 225,79 triliun, tumbuh negatif 0,18% dibanding penerimaan periode yang sama 2008 yang sebesar Rp 226,2 triliun. Padahal, pertumbuhan penerimaan periode yang sama selama 5 tahun terakhir sebesar 23,66%.

”Ini menunjukan krisis keuangan global yang terjadi saat ini mempunyai dampak sangat besar terhadap realisasi penerimaan pajak. Penurunan penerimaan mulai dirasakan sejak akhir kuartal III 2008,” kata Darmin.

Hal itu terlihat dari pertumbuhan total penerimaan yang di atas 30% sampai dengan Agustus 2008. Sedangkan mulai September 2008 hanya tumbuh 18,1%. Kemudian, Desember 2008 kembali negatif 12%. Juga, penerimaan PPN kuartal I sampai III tahun 2008 yang diatas 42%, namun pada kuartal IV hanya 16,1%.

PPh Migas Darmin menjelaskan, penerimaan dari sisi PPh nonmigas masih tumbuh positif dan menyumbang penerimaan signifikan. Namun, PPh migas, PPN, dan PBB tumbuh negatif.

”PPh non migas sampai akhir Juni nilainya adalah Rp 136,39 triliun. Dibandingkan dengan Januari-Juni 2008 sebesar Rp 129,66 triliun masih terjadi pertumbuhan 5,19%. Itu 48,57% dari target setahun,” katanya.

Selain itu, pertumbuhan positif juga terjadi pada PPh pasal 21 (pajak karyawan) tumbuh 5,41%, PPh pasal 25 (Pajak badan) tumbuh 5,75%, PPh final tumbuh 36,84%, dan PPh pasal 29 untuk orang pribadi tumbuh 67,52%. ”Ini terutama karena pengaruh sunset policy (kebijakan sanksi hapus pajak-red),” ungkapnya.

Di sisi lain, PPh migas tumbuh negatif antara lain PPh pasal 22 untuk impor yang tumbuh -27,22%. Menurut Darmin, hal ini cukup berpengaruh karena jumlahnya besar. Karena dipengaruhi kontraksi pertumbuhan impor yang -30%.

”Khusus PPh fiskal luar negeri yang tidak lagi dipungut jika punya NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak-red) sehingga penerimaan turun 92,71%. Rencananya, PPh fiskal di 2011 memang tidak dipungut lagi,” ujar Darmin.Untuk penerimaan PPN dan PPnBM periode Januari-Juli Rp 217,44 triliun atau tumbuh 0,31% .

error: Content is protected