BANDUNG: Penerimaan PPh Pasal 22 barang impor di kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I hingga akhir Maret 2009 hanya tumbuh 2,18% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu akibat imbas krisis keuangan global.
Pandu Bastari, Kakanwil Dirjen Pajak Jabar I, menilai imbas krisis finansial global telah memengaruhi penerimaan pajak penghasilan (PPh) impor pada 3 bulan pertama tahun ini.
"Ini merupakan indikasi kalau industri pengolahan di Jabar mulai mengurangi penggunaan bahan baku impor pada awal tahun ini," katanya, pekan ini.
Berdasarkan catatan Kanwil Ditjen Pajak Jabar I penerimaan PPh Pasal 22 Impor hingga 30 Maret sebesar Rp47,27 miliar atau naik 2,18% dari realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp46,26 miliar.
Dia mengatakan pertumbuhan penerimaan pajak pada 3 bulan pertama tahun ini baru terasa setelah menginjak Maret 2009. Penerimaan pajak barang impor pada Januari hingga Februari tahun ini menunjukkan tren menurun dibandingkan dengan periode yang sama pada 2008.
"Penerimaan PPh impor pada akhir Februari turun 11,54% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2008," katanya.
Pandu menjelaskan penerimaan PPh impor berkontribusi sebesar 3% terhadap penerimaan pajak secara keseluruhan. "Walaupun komposisinya kecil, efeknya bisa memengaruhi pendapatan pajak lainnya," katanya.
Dia mencontohkan pengurangan kapasitas produksi pabrik tidak menutup kemungkinan memicu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK). Kondisi ini, tentunya akan berimbas terhadap penerimaan PPh perorangan.
"Sebagian besar wajib pajak PPh Pasal 22 Impor di Jabar ialah industri pengolahan yang memproduksi tekstil dan produk tekstil (TPT)," ujarnya.
Pandu menyebut ada dua skenario yang menyebabkan pertumbuhan penerimaan PPh barang impor cenderung melambat pada 3 bulan pertama tahun ini.
Pertama, mengindikasikan beberapa industri pengolahan di Jabar mulai mengurangi kapasitas produksi terkait dengan penurunan permintaan atau fluktuasi kurs dolar AS. Kedua, industri pengolahan di wilayah ini mulai mengalihkan bahan baku impor kepada bahan baku lokal.
"Ada indikasi jika pabrik mulai menggunakan bahan baku lokal, karena penerimaan pajak pertambahan nilai dalam negeri hingga Maret 2009 naik 38,45% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu."
Pandu menilai peralihan bahan baku impor menjadi lokal akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Jabar secara keseluruhan.