Follow Us :

LONDON, Investor Daily
Perdana Menteri Inggris Gordon Brown pada Selasa (2/9) mengumumkan kebijakan pemangkasan pajak pembelian rumah yang tidak popular. Ini merupakan bagian dari upaya untuk mendorong pasar perumahan nasional yang tengah merosot.
 
Pemerintahan Brown menyatakan bahwa properti yang bernilai kurang dari 175 ribu poundsterling  (US$ 316 ribu) akan dibebaskan dari pajak. Sebelumnyam, hanya properti yang berharga kurang dari 125 ribu poundsterling saja yang terbebas dari pajak.
 
Kebijakan ini membuat pemerintah Inggris harus menyediakan anggaran tambahan sebesar 600 juta poundsterling untuk jangka dua tahun. Pemerintah juga menyediakan paket bantuan satu miliar poundsterling untuk para pembeli rumah pertama dan masyarakat yang tengah berjuang memenuhi kewajiban cicilan kredit pemilikan rumah pertama.
 
Akibat berita pemangkasan pajak ini, harga saham sejumlah perusahaan yang terkait dengan pembangunan perumahan dan konstruksi meningkat. Namun, sejumlah analis mengaku pesimis bahwa kebijakan tersebut dapat mendongkrak pasar perumahan yang sempat anjlok ke titik terendah dalam satu dekade terakhir.
 
"Dengan stimulus yang terbatas ini, bisa jadi pasar perumahan domestik kembali tersedia, tapi kami ragu hal ini akan memberi dampak yang signifikan terhadap pergerakan kembali pasar perumahan ke depan," ujar Philip Shaw, chief economist Investec seperti dikutip Reuters kemarin.
 
Paket pemangkasan pajak ini menjadi bagian kunci dan upaya Brown untuk mengukuhkan kembali jabatannya sebagai perdana menteri setelah sempat terancam dalam beberapa bulan terakhir. Kegagalan Brown dalam mewujudkan janji-janjinya telah memicu kemarahan pemilih.
 
Pekan ini atau pekan depan, ia diperkirakan akan kembali meresmikan rencananya untuk membantu rumah tangga dalam menghadapi lonjakan harga, termasuk minyak bumi.
 
Ekonomi Terburuk
 
Baru-baru ini, Menteri Keuangan Inggris Alistair Darling mengingatkan bahwa Inggris sedang menghadapi pelemahan ekonomi terburuk dalam 60 tahun terakhir. Menurut dia, pelemahan tersebut jauh lebih dalam dibanding perkiraan  banyak orang.
 
 “Dan saya pikir pelemahan tersebut akan merosot lebih dalam dan akan berlangsung lebih lama dibanding perkiraan orang-orang,” kata dia seperti dikutip AFP, Minggu (30/8). Dalam wawancara dengan surat kabar Guardian edisi Sabtu pekan lalu, Darling mengaku tidak bisa mengungkapkan seberapa serius krisis kredit yang akan terjadi.
 
Pengakuan Darling keluar setelah data resmi bulan ini menunjukakn pertumbuhan ekonomi Inggris menyentuh titik 0% pada kuartal II-2008. Para pembuat kebijakan Bank of England pekan ini mengingatkan bahwa dua juta rakyat terancam menganggur pada akhir tahun.

error: Content is protected