JAKARTA.Pengembang apartemen kelas atas kian terdesak. Setelah terimbas krisis yang berakibat daya beli konsumen menurun hingga 20%, ganjalan lain datang. Pekan lalu pemerintah menaikkan pajak penghasilan (PPh) dari 1% jadi 5%.
PPh baru itu bersifat final dan tidak lagi progresif. Jadi, pengembang mau untung atau rugi, akan kena PPh 5%. "Kenaikan ini kebalikan dari nilai PPh rumah susun sederhana milik (Rusunami) yang tadinya 5% menjadi 1%,"kata Deputi Bidang Perumahan Formal Menteri Perumahan Rakyat, Zulfi Syarif Koto, di Jakarta, Selasa (9/12).
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Real Estat Indonesia (DPP REI) Teguh Satria bilang, kenaikan PPh itu menyebabkan pengembang papan atas sangat berat berjualan. Di sisi lain, pengembang hunian vertikal kelas bawah alias rusunami, menjadi terbantu dengan turunnya PPh dari 5% menjadi 1%."ini seperti menyubsidi pengembang di bidang ini (rusunami),"katanya.
Harga naik hingga 7%
Maka, pengembang sekelas Agung Podomoro Group (APG) berencana merevisi harga jual unit apartemen setelah kenaikan PPh. Saat ini, APG sedang membangun apartemen Thamrin Residence."Kami pikir-pikir menaikan harga jual hunian vertikal," kata Direktur Pemasaran APG, Indra Wijaya Antono.
Indra memprediksi, dampak kenaikan nilai PPh ini bakal terasa pada minggu keempat awal tahun depan. Makanya, mereka masih berhitung apakah akan menaikkan kembali harga jual unit apartemennya. Soalnya saat ini, pembelian apartemen masih lesu."Kami masih mempelajari dampaknya bagi konsumen,"tandasnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Properti Watch Ali Tranghada memprediksi, akibat tarif PPh final menjadi 5%, pengembang bakal menaikkan harga jual apartemen kelas atas sebesar 5% sampai 7%. Menurutnya, kenaikan itu akan terjadi pada triwulan kedua tahun depan.
Repotnya, tahun depan, pasokan apartemen kelas ini bakal semakin turun. Pasalnya, pengembang lebih memilih membangun apartemen kelas menengah bawah yang masuk kategori rusunami."Ini karena kebutuhan apartemen kelas atas berkurang 16%,"kata Ali.
Sebaliknya, Ali mencatat, kebutuhan rusunami mencapai 350.000 unit. Saat ini, pengembang baru menyediakan sekitar 35.000 unit akibat ketatnya kucuran kredit konstruksi.
Dalam catatan Ali, nilai transaksi hunian vertikal sepanjang 2008 sekitar Rp 7,5 triliun. Tahun depan akan naik. Tapi, "naiknya sekitar 5% atau setara Rp 375 miliar saja," katanya.
Ali Imron Hamid