JAKARTA: Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) akan menyampaikan penolakannya secara resmi atas rencana pemerintah dan DPR menaikkan tarif sejumlah jenis pajak kendaraan bermotor.
Sikap penolakan tersebut akan disampaikan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dijadwalkan akan dilangsungkan hari ini. Rapat dengar pendapat hari ini mengagendakan pembahasan rencana kenaikan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) menjadi maksimal 200% dan terendah 10%.
Sementara itu, pembahasan terkait kenaikan sejumlah pajak daerah seperti bea balik nama (BBN) dan pajak kendaraan bermotor (PKB)-keduanya bersifat progresif-akan dilakukan dengan Komisi IX DPR.
"Pada intinya Gaikindo tidak setuju dengan semua rencana kenaikan pajak kendaraan tersebut karena dampaknya sangat luas. Kami berharap Dewan bisa memahami argumentasi kami," ujar Ketua Gaikindo, Johnny Darmawan Danusasmita, pekan lalu.
Daya beli
Menurut dia, alasan penolakan tersebut didasarkan pada fakta bahwa daya beli konsumen belum cukup kuat dan rentan merosot kembali sebagai dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi pada Mei sebesar 28,7%.
"Jika berbagai jenis pajak mobil dinaikkan maka dipastikan harganya akan langsung naik dan kondisi ini akan membuat penjualan mobil anjlok," katanya.
Dia mencontohkan apabila bea balik nama (BBN) kendaraan bermotor dinaikkan dari saat ini sebesar 10% menjadi 20% (dari harga jual) maka secara otomatis harga mobil akan meningkat 10%. Artinya, apabila sebuah mobil harganya Rp100 juta, maka dengan kenaikan itu harganya akan menjadi Rp110 juta per unit. "Jika pajaknya memang harus naik, pilihlah waktu yang tepat."
Belum lagi, katanya, jika pajak kendaraan bermotor yang sekarang ditetapkan sebesar 5% (dari harga mobil) dinaikkan menjadi 10%, maka harga mobil akan bertambah mahal 5%.
Apabila penjualan mobil di dalam negeri menurun, katanya, maka dampak ikutan (multiplier effect) yang terjadi akan sangat luas karena ribuan vendor pemasok komponen juga akan mengalami penurunan order dari pabrikan mobil.
"Padahal ribuan vendor ini umumnya berskala UKM dan memiliki banyak pekerja."
Chamdan Purwoko