Follow Us :

JAKARTA – Pemerintaah mencabut Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk jenis keramik sanitary. Pajak tersebut sangat mebebani pembeli dan membuat pemakaian keramik jenis sanitary berkurang.

Pasalnya untuk jenis sanitary bukan lagi merupakan jenis keramik mewah melainkan sebuah kebutuhan. “Berdasarkan peraturan pajak, setiap pembelian keramik jenis sanitary senilai Rp1 juta akan dikenakan PPnBM sebesar 40 persen,” ungkap Ketua Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Achmad Wijaya di Jakarta.

Achmad menjelaskan, pada saat ini pihaknya sudah cukup gembira dengan berbagai kebijakan pemerintah yang cukup melindungi industri keramik, di antaranya  masih dimasukannya keramik dalam sensitive list dalam implementasi FTA terutama untuk jenis ubin dan sanitary. Dan masuk dalam highly sensitive list untuk jenis tableware.

“China masuk ke kita untuk dua jenis ini masih akan dikenakan bea masuk (BM) 20 persen, sedang untuk tableware dikenakan BM 30 persen," paparnya.

Ditambah lagi, kebijakan pemerintah terkait verifikasi impor dengan instrumen antara lain LS dan CoO yang mengakibatkan setiap barang impor dikenakan biaya USD400 per kontainer.

Sementara itu, Achmad mengatakan, Italia dan Spanyol berencana untuk merelokasi pabrik keramik ke wilayah Asia.

"Mereka (Italia dan Spanyol) masih mempertimbangkan merelokasi antara ke Thailand, Indonesia, atau Vietnam,"kata Achmad.

Namun, Sekjen Asaki Elisa Sinaga menyatakan, rencana relokasi tersebut masih berupa wacana.

"Masih wacana. Indonesia masih menjadi alternatif pilihan lokasi,"paparnya.

Achmad menambahkan, Italia dan Spanyol lebih mengutamakan inovasi dan teknologi.

Maka dari itu, Achmad akan menjelaskan kelebihan Indonesia yang telah melakukan inovasi dan menggunakan teknologi dalam memperoduksi keramik pada acara World Ceramic Tile Forum 2010 yang akan diselenggarakan di JCC di pertengahan Juni dan Juli.

"Melalui forum itu, akan kita kasih tahu. Karena di sana (Italy dan Spanyol) memproduksi keramik dengan ukuran beragam, seperti 30 kali 45. Ukuran apapun, kita sudah bisa produksi," tukasnya.

error: Content is protected