JAKARTA. Kebijakan pemerintah untuk menyediakan dana stimulus fiskal mendapat tanggapan serius dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ketua BPK Anwar Nasution menyatakan akan mengaudit pengalokasian dan pemanfaatan dana stimulus pemerintah yang nilainya untuk 2009 bakal mencapai Rp 50 triliun.
Anwar menjelaskan, audit itu merupakan bagian dari tugas BPK memeriksa setiap penggunaan uang negara. "Tugas kami juga termasuk mengaudit pemanfaatan sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) yang dipakai untuk stimulus ini,"ujarnya.
Anwar melanjutkan, ia berharap hasil audit akan mengungkap apakah ada kesesuaian penggunaan dana dengan tujuan pemanfaatannya. Selain karena amanat konstitusi, menurut Anwar, BPK akan melakukan audit untuk mengukur efektivitas dana stimulus. Maklum, sumber dana dan anggaran pemerintah masih terbatas. Maka, penting untuk memastikan apakah insentif pajak dari pemerintah efektif mendongkrak perekonomian. "Kita bukan negara kaya seperti China yang anggarannya besar,"katanya.
Dari total rencana stimulus Rp 50 triliun, anggaran insentif pajak yang sudah tersedia hanya Rp 12,5 triliun. Ini masuk di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2009. Sedangkan Rp 37,5 triliun sisanya berasal dari Silpa 2008.
Anwar menyarankan, pemerintah merealisasikan belanja dana stimulus secara efektif dan efisien. Artinya BPK berharap pemanfaatan dana ini memperhatikan sasaran sektor yang menjadi prioritas sekaligus waktu pelaksanaannya. "Agar dana yang dialokasikan bisa berguna dengan baik, maka perlu ada pengaturan waktunya. Ambil contoh, jangan sampai membangun jembatan dalam musim hujan,"sambungnya.
Disisi lain, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yakin pemberian stimulus fiskal mampu mendongkrak pertumbuhan investasi di Indonesia. Kepala BKPM Muhammad Lutfi mengatakan, kucuran dana pemerintah lewat Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN-DTP) dan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BM-DTP) bisa memberikan keleluasaan bagi dunia usaha untuk melakukan investasi.
Lutfi menghitung, stimulus ekonomi akan mendorong investasi ekonomi akan mendorong investasi tahun ini tumbuh pada kisaran 10% sampai 11%. "memang lebih rendah daripada pertumbuhan tahun lalu yang 15,5 persen dengan total investasi mencapai US$ 17 miliar. Tapi, target itu merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara,"katanya.
Selain stimulus dan insentif, Lutfi menambahkan, pemerintah juga terus mengupayakan kebijakan pendongkrak investasi lainnya. Misalnya, penciptaan iklim investasi yang baik dan kepastian regulasi.
Martina Prianti