JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) segera mengusulkan insentif pajak berupa tax holiday (bebas pajak) bagi investasi di industri hulu.
“Saya akan menghadap Bu Menko (Sri Mulyani Indrawati) untuk membicarakan lebih lanjut soal tax holiday. Bu Ani (Menko Sri Mulyani) akan menggunakan konsiderasi baru atas usulan BKPM tentang tax holiday. Jadi ini memang belum diputuskan,” kata Kepala BKPM, M Lutfi, di Jakarta, Rabu (4/3).
BKPM, lanjut Lutfi mengusulkan untuk investasi di industri hulu. “Usulan BKPM diberikan kepada sektor-sektor industri hulu, misalnya kalau di pabrik besi itu untuk peleburan besinya, di petrokimia untuk kilangnya, di alumunium ada alumina dan smelting. Karena ini yang memang perusahaan-perusahaan butuhkan," ujarnya.
Lutfi mencontohkan kilang untuk mengolah minyak nilainya sangat kecil, tidak lebih dari 4 dollar AS per barel. “Karena sangat kecil, tidak ekonomis, makanya mereka lari ke tempat-tempat yang memberikan insentif," papar dia.
Pembebasan pajak itu, menurut Lutfi, sangat penting bagi kemajuan industri, terutama industri hulu, karena adanya pembebasan pajak akan membuat industri menjadi kompetitif, sehingga investor asing mau masuk.
“Kita mencoba (usulkan tax holiday) karena untuk menggerakkan sektor-sektor, terutama di hulu industri seperti smelting, refining, itu tidak akan jalan kalau tidak ada tax holiday yang kompetitif. Makanya, investor pergi ke negara seperti Dubai, Uni Emirat Arab, Singapura, Taiwan, Korea, yang sangat jelas soal itu,” katanya sambil menambahkan tax holiday tersebut dapat diberikan selama 8-10 tahun.
Saat ini, ditambahkan Lutfi, potensi Indonesia untuk menggaet investor Timur Tengah sangat besar, terutama sektor riil. Indonesia masih memiliki begitu besar potensi untuk dikembangkan, namun hingga saat ini minimnya informasi membuat mereka masih sangat kecil berinvestasi di Indonesia.
Untuk itu, yang diperlukan saat ini ialah pemahaman kepada investor Timteng bahwa Indonesia menyediakan prospek investasi. "Investor Timteng atau Teluk biasanya berinvestasi lewat portofolio. Artinya mereka membeli saham-saham yang sudah bernilai tambah di mana-mana,” jelas dia.