Follow Us :

WASHINGTON. Pengungkapan kasus penggelapan pajak dalam dokumen Panama atau Panama Papers  membuat kelabakan  sejumlah pemimpin dunia. Bahkan, Perdana Menteri  Islandia  Sigmundur David Gunnlaugsson akhirnya memilih mengundurkan diri akibat  tekanan  publik.  Dia dan  istrinya  disebut-sebut menghindari pajak.
 
Amerika Serikat (AS)  juga bergegas  memperbaharui aturan pajaknya agar korporasi AS tak melakukan praktik penghindaran  pajak.  Salah satunya, Pemerintah AS akan mengurangi  tarif  pajak  bagi perusahaan di dalam negeri.
 
Dalam aturan baru yang dirilis  Departemen  Keuangan AS seperti dikutip Bloomberg, Selasa waktu  setempat,  Pemerintah AS bakal menindak tegas perusahaan yang kedapatan  menghindari  pajak. Yakni mereka  yang memindahkan kantornya ke negara dengan tarif pajak  lebih rendah (tax inversion).
 
Presiden AS Barack Obama menyatakan, praktik  inversi ini menjadi celah bagi perusahaan di AS untuk menghindari kewajiban pajak. Ia mengaku lega telah menelurkan aturan baru  ini.  Sebab,  selama  ini praktik inversi yang dilakukan perusahaan AS  dapat melemahkan ekonomi AS.
 
Josh  Earnest,  Sekretaris Pers Gedung  Putih menambahkan, jika perusahaan ingin memiliki bisnis  yang bagus, pilihannya adalah strategi bisnis dan efisiensi. Bukan justru dengan mempermainkan sistem pajak di AS.
 
Penerapan  aturan  pajak baru tersebut diyakini menggagalkan mega merger  perusahaan  farmasi  senilai US$ 150 miliar antara Pfizer Inc dan Allergan Plc. Menanggapi kebijakan tersebut, baik Pfizer dan Allergan menolak berkomentar.
 
Obama menilai, praktik tax inversion telah membuat Pemerintah AS sulit mendapatkan dana untuk berinvestasi seperti di sektor pendidikan. Selain itu, praktik tersebut juga menciptakan ketidakadilan bagi masyarakat. Pada sisa akhir kepemimpinannya, Obama menegaskan bahwa  AS berkomitmen melakukan reformasi pajak.
 
Seperti dikutip Wall Street Journal, Obama  juga berencana mengubah  kode  pajak dan menurunkan  tarif pajak perusahaan. Namun, rencana ini belum mendapatkan restu dari Kongres AS karena perbedaan pendapat dengan Partai Republik.
 
Dukungan bagi Obama
 
Calon Presiden AS Hillary Clinton mengapresiasi langkah Departemen Keuangan AS untuk menghentikan praktik tax inversion. Ia bahkan berjanji untuk menekan Kongres AS agar segera memberlakukan Undang-Undang Pajak  terbaru  jika  ia  terpilih menjadi Presiden AS.
 
Senator AS Barnie Sanders meminta agar Menteri Keuangan memblokir perusahaan yang terbukti melakukan inversi pajak.  Calon Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump juga memuji langkah Obama untuk menghentikan praktik penghindaran oleh perusahaan itu.
 
Tidak hanya AS yang langsung bereaksi atas bocornya Dokumen Panama. Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif  juga membentuk  komisi khusus untuk menyelidiki tuduhan korupsi  termasuk keterlibatan keluarganya  yang disebut memiliki perusahaan offshores di Panama.
error: Content is protected