Salah satunya Apple. Perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar dunia ini berjanji akan menyumbang ekonomi AS senilai US$ 350 miliar dalam lima tahun ke depan. Perusahaan ini juga akan menciptakan 20.000 lapangan pekerjaan baru.
Salah satu kontribusinya dengan membayar pajak US$ 38 miliar, memanfaatkan pemangkasan pajak jika melakukan repatriasi. Dengan hitungan pajak baru 15,5%, itu artinya Apple akan menenteng pulang duit sekitar US$ 250 miliar atau sampai Rp 3.335,75 triliun dari luar negeri.
Selain dengan repatriasi, perusahaan juga akan mengeluarkan anggaran belanja modal atau capital expenditure US$ 30 miliar dalam lima tahun ke depan. Sebesar US$ 10 miliar akan digunakan untuk membangun pusat data AS.
Pengumuman Apple tersebut mengindikasikan, raksasa teknologi itu masih memiliki tumpukan duit di luar negeri. Perusahaan bisa membawa uangnya kembali ke AS lewat buyback saham, pembagian dividen, atau berbagai uji coba moonshot project yang membutuhkan dana inovasi teknologi besar-besaran.
Kondisi Apple juga meyakinkan pasar bahwa akan tetap menjaga arus perputaran uang sampai US$ 55 miliar di tahun 2018 ini, yang biasanya digelontorkan untuk pemasok dan manufaktur lokal.
"Kami memfokuskan investasi diwilayah dimana kami dapat menerima dampak secara langsung dari upaya penciptaan lapangan kerja," ujar Tim Cook Chief Executive Officer (CEO) Apple seperti diwartakan Bloomberg.
Lewat akun Twitternya, Trump memuji langkah Apple tersebut. "Senang melihat Apple merespon kebijakan pemangkasan pajak di Amerika. Ini kemenangan besar bagi pekerja Amerika dan negara," tulis Trump.
Berinvestasi di Amerika
Bukan hanya Apple, berbagai perusahaan raksasa yang memiliki produksi di AS juga telah menyatakan niatnya berinvestasi di AS, bermodal rencana pemangkasan pajak dan kekhawatiran Trump menjatuhkan tarif lebih besar atas barang-barang impor.
Misalnya, dua perusahaan otomotif asal Jepang, yakni Toyota Motor Corp dan Mazda Motor Corp yang menyatakan akan membangun pabrik baru di AS dengan nilai investasi US$ 1,6 miliar. Dua perusahaan itu juga akan membuka lapangan pekerjaan baru hingga 4.000 orang.
Yang terbaru, Nissan Motor Co juga berencana membuka pabrik baru di AS dalam waktu empat-lima tahun ke depan. CEO Nissan Hiroto Saikawa di Detroit Auto Show mengatakan, biasanya perusahaannya mencari basis produksi di negara-negara kawasan Amerika Utara di luar AS. "Tapi dalam situasi saat ini, kami lebih cenderung berinvestasi di AS," kata Hiroto.