Follow Us :

JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, ia menghargai perbaikan kinerja Direktorat Jenderal Pajak serta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Departemen Keuangan, tetapi juga masih memendam keprihatinan karena masih terjadi korupsi di lingkungan perpajakan.

Petugas pajak serta Bea dan Cukai yang berada di garda terdepan pengelolaan sumber utama penerimaan negara patut dipandang sebagai pahlawan. Namun, juga sangat rawan dan berpotensi dalam melakukan kejahatan dan pengkhianatan kepada rakyat dan negara.

Presiden Yudhoyono menyampaikan hal itu saat memberikan pengarahan kepada jajaran Ditjen Pajak serta Ditjen Bea dan Cukai di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/7/2010).

Presiden mengingatkan, ketika kasus korupsi Gayus Tambunan dan Bahasyim yang memukul kepercayaan rakyat kepada aparat pajak mula-mula terkuak, Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan ketika itu, sempat meminta Presiden bertemu dengan pimpinan Ditjen Pajak.

”Jawaban saya, waktu itu kurang tepat bertemu karena saya masih sangat kecewa. Lebih baik bertemu di satu saat ketika sudah bisa saya tata emosi saya dan sudah ada langkah yang baik dan nyata yang dilakukan Dirjen Pajak. Ini berlaku pula bagi Dirjen Bea dan Cukai,” ujar Presiden.

Ketika Rabu pagi kemarin, Presiden akhirnya menerima sekitar 300 aparat pajak, Bea dan Cukai, serta jajaran pimpinannya di Istana Negara, Presiden mengungkapkan, perasaannya bercabang: merasa senang dan bersyukur sekaligus kecewa dan prihatin.

Di satu sisi, Presiden menghargai perbaikan kinerja kedua direktorat tersebut sehingga berkontribusi pada peningkatan penerimaan negara dengan signifikan. APBN yang pada tahun 2004 masih belum mencapai Rp 500 triliun, misalnya, pada tahun 2009 sudah melampaui Rp 1.000 triliun. Penerimaan pajak merupakan penyumbang utama pendapatan negara itu.

”Para pemimpin dan petugas pajak serta Bea dan Cukai yang berprestasi baik diam-diam sering luput dari pengamatan. Ada pahlawan di dunia perpajakan dan kepabeanan,” ujar Presiden.

Akan tetapi, pada kesempatan yang sama, Presiden juga mengungkapkan kekecewaannya. ”Namun, saya dalam bahasa terang juga harus menyampaikan kekecewaan saya karena masih saja terjadi korupsi di lingkungan saudara yang dilakukan oknum petugas pajak. Masih ada petugas pajak yang kejahatannya itu luar biasa, tidak pernah terbayangkan,” ujarnya.

Terkait hal itu, jika saat ini banyak hujatan ditujukan kepada aparat pajak sehingga mengakibatkan demoralisasi dan demotivasi, Presiden meminta jajaran pajak berintrospeksi diri.

Sebelum Presiden memberikan pengarahan, Menteri Keuangan Agus Martowardojo juga menyampaikan permohonan maaf kepada Presiden dan seluruh rakyat atas kejahatan korupsi yang telah terjadi di jajarannya serta berjanji memperbaiki sistem pengawasan dan sumber daya manusia di kedua ditjen tersebut.
error: Content is protected